Sabtu, 03 April 2010

MENEROBOS BANJIR SAAT BERKENDARA

Dalam situasi terdesak, tidak punya pilihan, tentu seseorang harus mengambil risiko minimal. Di dunia bikers, situasi seperti ini sering terjadi. Misalnya jalanan banjir merupakan kondisi buruk yang harus dilalui. Dalam situasi yang tidak bisa memilih, banjir harus diterjang.
Ada beberapa pilihan untuk menerobos banjir, antara lain motor didorong, berkendara dengan kecepatan stasioner atau digas terus. Di antara tiga cara tersebut, manakah yang paling minim risikonya. Mari simak penjelasan berikut.
1. Motor didorong
Mendorong motor dalam keadaan mesin mati ketika masuk ke dalam banjir lebih aman. Karena putaran mesin yang bisa menyedot air dari filter udara atau karburator tidak akan terjadi. Jadi kemungkinan air masuk ke mesin bisa dihindari.
Tetapi setelah melewati banjir, secepatnya dicek beberapa komponen. Seperti melepas knalpot, pastikan air tidak ada di lubang pembuangan setelah itu dikeringkan. Selanjutnya, menguras oli mesin. Buka bak kopling, dari situ akan lebih mudah membersihkan rasio dan kopling. Gunakan bensin untuk membilas.
Perlu diperhatikan tipe motor yang digunakan untuk didorong. Untuk tipe motor sport dengan posisi mesin tegak relatif tidak begitu bermasalah. Berbeda dengan motor skubek, posisi cover CVT yang rendah sangat mungkin kemasukkan air dari lubang knalpot.

2. Berkendara dengan kecepatan stasioner
Berkendara dengan kecepatan stasioner yaitu gunakan gigi 1 supaya genangan air tidak tinggi. Tetap harus diwaspadai air masuk melalui karburator. Apabila air masuk ke dalam ruang bakar, efeknya water hammer, yaitu piston seperti menabrak dinding yang keras. Jika sudah terjadi, seluruh komponen seperti kruk-as dan klep pasti harus diganti.
Disarankan, sebelumnya pengendara harus memiliki persiapan. Paling sederhana adalah menutup lubang knalpot dengan plastik dan filter udara harus terpasang untuk mencegah supaya air tidak mudah masuk ke dalam ruang pembakaran.

3. Motor digas terus
Perlu diingat saat mesin digas dengan kecepatan tinggi, mengakibatkan genangan air semakin tinggi. Untuk tipe motor bebek, peluang air masuk ke dalam mesin sangat besar melalui filter udara. Banyak motor yang mengalami turun mesin saat motor digas terus. Pada tipe motor bebek, tidak disarankan menggeber kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sudah pasti air masuk ke dalam busi dan karburator.

Nah, sekarang terserah anda akan memilih yang mana. Semoga tips ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


Sumber : motorplus@gramedia-majalah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar